Metal Slug Male Shotgun -->

Monday, August 27, 2012

Snickers And The Chicken Fighter


 





Satu lagi grup band asal Kota Malang meramaikan blantika musik Indonesia. Snicker and The Chicken Fighter atau disingkaT SATCF. Grup band ini digawangi oleh Aditya alias Adith pada vocal/bass, Jefry alias Jaja pegang gitar dan lead vocal, Jaka alias Jack gebuk drum dan Cahaya alias Acoy pada gitar dan lead vocal.
Anak-anak muda yang energi ini mengaku mengusung aliran musik Melodic Punk. Meskipun irama musik tersebut tidak semua orang suka, tapi empat cowok keren personil SATCF ini berusaha tetap eksis. Dan itu dibuktikan dengan penampilan mereka pada event-event musik baik di wilayah Malang Raya atau pun luar kota Malang.
Warna musik Melodic Punk dipilih personel, SATCF bukan tanpa alasan. Yakni hanya karena memiliki selera musik yang sama. Jefry contohnya, mengaku sangat mencintai aliran musik punk sejak duduk di bangku SMP. Sekalipun aliran musiknya sangat keras, tapi Jefry mengaku sangat menikmati alunan musiknya. Begitu juga tiga personel lainnya, mereka mengatakan hal yang sama meskipun mengenal musik punk tersebut dalam waktu yang berbeda.
Begitu band telah terbentuk tahun 1999 lalu, SATCF pun terus berusaha mencari peluang untuk bisa tampil ke depan publik. Tentu saja ingin bisa lebih dikenal. “Awalnya memang susah, karena saat ini grup band aliran musik Punk di Kota Malang ini sangat minim. Dan tidak semua orang suka,” kata Jefry.
Tapi seiring dengan waktu, sekaligus didukung dengan kreatifitas bermusik akhirnya sedikit demi sedikit mereka diterima khalayak. Musiknya yang nyaris mirip irama cadas itu pun akhirnya dikenal. Apalagi, mereka menunjukkan irama musik yang khas, sehingga membuat SATCF cepat dikenal kawula muda.
Apakah musik punk bentuk sebuah pelarian atau mencari jati diri ? Jefri pun menjawab dengan menggelengkan kepala.
Sebelum memilih aliran musik punk ini, ia bandnya sudah mencoba membawakan berbagai jenis aliran musik. Tapi ternyata kenikmatan itu hanya didapat pada aliran musik punk. “Kami tidak berlari-lari, sehingga tidak perlu membuat alasan, musik sebagai ajang pelarian. Kami memilih musik punk karena cocok dan merasa nyaman, itu saja alasan kami,” kata Jefri yang mendapat anggukan dari Jaka dan dua temannya.
Sekalipun saat ini banyak band mengusung aliran musik punk, bukan berarti mereka kemudian melemah. Tapi sebaliknya, dengan irama musik yang khas mereka yakin tetap eksis. “Kuncinya ada pada karya. Sebagai pemusik, karya yang kami hasilkan adalah karya musik terbaik, dan ini akan kami lakukan hingga kami tidak bisa bermain musik lagi,” ucap Jaka sambil tersenyum.




No comments:

Post a Comment

Twitter Bird Gadget