Tuesday, March 6, 2012
Natural Disasters - Sengaja buat kebalikan @kaltim post
BALIKPAPAN - Band yang satu ini emang belum terlalu
lama mondar-mandir menghibur pencita musik indie di Balikpapan. Soalnya
mereka baru terbentuk pada 26 April tahun lalu. Awalnya nama band mereka
bukan Natural Disaster, tapi Never Flat. Nama mereka berubah, lantaran
salahsatu personel mengalami musibah saat tampil diatas panggung.
“Kejadiannya enggak berapa lama setelah band kami terbentuk. Kalo
sekarang sih udah enggak niat ganti nama lagi,” ujar Ivon, gitaris yang
sekul di SMK 1 Balikpapan ini.
Bukan cuma masalah nama, ternyata aliran musik juga sempat jadi pertimbangan mereka semua. “Yang awalnya Rock Alternativ berubah menjadi Post Hardcore. Kami ngerasa di Post Hardcore lebih ngerasa fun,” tutur Ricky. Padahal, mereka sadar kalo enggak banyak yang suka sama aliran musik yang mereka usung. “Kami berusaha membuat kebalikannya aja,” tambah Ade, yang hobi main badminton. Salahsaru cara supaya pendengar suka dengan aliranPost Hardcore adalah mengaransemen musik yang udah tenar. “Cara itu, bias dibilang cukup ampuh, bagi pendengar yang belum familiar dengan aliran music Post Hardcore,” koar Ricky.
Asking Alexandria dan Bring Me The Horizon, adalah band yang jadi influence mereka dalam bermusik. “Simpel, mereka itu keren. Karya-karyanya juga top deh,” kata Rivia Yudha. Karena terinfluence itu lah, aksi panggung mereka juga sedikit mengikuti gaya band favoritnya. “Sebenarnya ngejiplak banget. Tetap ada perpaduan antara gaya mereka, dan gaya kami sendiri” tambah si olic ini.
Masalah lagu, mereka udah captain beberapa lagu. Tapi diantara banyak lagu itu, malah enggak ada satupun lagu yang bercerita tentang cinta. “Rata-rata tentang persahabatan,” Tri Kurnia. Banyaknya band indie di Balikpapan, membuat personel Natural Disaster supaya terus semangat dalam berkaraya. “Apalagi udah banyak yang berani mengambil warna music baru,” ucap Iyon.
Harapan biasanya jadi nafas untuk terus maju. Dan Natural Disaster ternyata pengin banget bisa duet sama Andi /Rif. “Untuk kalangan musisi Indonesia, Andi /Rif itu keren banget,” pungkas Ade. (teo/rsk)
Bukan cuma masalah nama, ternyata aliran musik juga sempat jadi pertimbangan mereka semua. “Yang awalnya Rock Alternativ berubah menjadi Post Hardcore. Kami ngerasa di Post Hardcore lebih ngerasa fun,” tutur Ricky. Padahal, mereka sadar kalo enggak banyak yang suka sama aliran musik yang mereka usung. “Kami berusaha membuat kebalikannya aja,” tambah Ade, yang hobi main badminton. Salahsaru cara supaya pendengar suka dengan aliranPost Hardcore adalah mengaransemen musik yang udah tenar. “Cara itu, bias dibilang cukup ampuh, bagi pendengar yang belum familiar dengan aliran music Post Hardcore,” koar Ricky.
Asking Alexandria dan Bring Me The Horizon, adalah band yang jadi influence mereka dalam bermusik. “Simpel, mereka itu keren. Karya-karyanya juga top deh,” kata Rivia Yudha. Karena terinfluence itu lah, aksi panggung mereka juga sedikit mengikuti gaya band favoritnya. “Sebenarnya ngejiplak banget. Tetap ada perpaduan antara gaya mereka, dan gaya kami sendiri” tambah si olic ini.
Masalah lagu, mereka udah captain beberapa lagu. Tapi diantara banyak lagu itu, malah enggak ada satupun lagu yang bercerita tentang cinta. “Rata-rata tentang persahabatan,” Tri Kurnia. Banyaknya band indie di Balikpapan, membuat personel Natural Disaster supaya terus semangat dalam berkaraya. “Apalagi udah banyak yang berani mengambil warna music baru,” ucap Iyon.
Harapan biasanya jadi nafas untuk terus maju. Dan Natural Disaster ternyata pengin banget bisa duet sama Andi /Rif. “Untuk kalangan musisi Indonesia, Andi /Rif itu keren banget,” pungkas Ade. (teo/rsk)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment